KEPEMIMPINAN
A. PENDAHULUAN
Di kehidupan kepemimpinan zaman sekarang,
para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta
kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi organisasi tersebut. Oleh karena
itu, peran pemimpin sangat penting dalam sebuah organisasi. Melihat
permasalahan seperti ini, maka akan timbul berbagai pertanyaan, seperti;
Bagaimana kita dapat menentukan seorang pemimpin yang efektif dan efisien? Dan,
Apa yang dapat membuat seorang pemimpin itu akan bekerja dengan efektif dan
efisien?. Maka akan timbul berbagai pemahaman yang berbeda-beda pula, misalnya
ada yang mengatakan bahwa pemimpin yang efektif dan efisien itu memiliki karisma,
berpandangan kedepan, arif dan bijaksana, intensias dan keyakinan diri, dan
masih banyak pemahaman lainnya lagi. Tofik permasalahan ini yang akan kami
bahas dalam makalah ini.
Bagaimanapun juga, kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki oleh seorang pemimpin tersebut dalam pengarahan
adalah factor penting efektifitas manager. Bila sebuah organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas-kualitas dalam menseleksi kepemimpinan, maka
kualitas organisasi tersebut juga akan meningkat tinggi. Dan bila organisasi
juga dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku dan teknik tersebut, maka
efektifitas personalia dan organisasi juga dapat dicapai.
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Setelah kita membaca pendahuluan diatas,
maka kita juga dapat melihat bahwa pengertian dari kepemimpinan juga akan
banyak pemahaman-pemahaman yang berbeda-beda pula. Disini kami akan mengambil
pengertian menurut Stoner. Ia berkata bahwa kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sebuah struktur organisasi yang memiliki keterhubungan
yang erat antara tugas-tugas mereka. Dari pengertian tersebut terdapat tiga
implikasi penting, yaitu sebagai berikut.
1. Kepemimpinan Menyangkut Orang Lain
2. Kepemimpinan menyangkut Suatu Pembagian
Kekuasaan Yang Seimbang
3. Kepemimpinan Merupakan Pengaruh.
Kepemimpinan (Leadership) merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar
dapat mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan merupakan cakupan dari
manajemen, tetapi manajemen bukan hanya mencakup kepemimpinan, masih ada
fungsi-fungsi lain, seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
C. PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
Dalam kepemimpinan terdapat tiga pendekatan
yang mendasar, yaitu dapat kita lihat dari skema dibawah ini.
1. Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan
Para teoritisi percaya bahwa kepemimpinan
mempunyai sifat-sifat tertentu yang akan menjadikan mereka dapat ditiru dan
arahan mereka juga diikuti.
Terdapat beberapa penemuan lanjutan dari
sifat-sifat kepemimpinan sebagai berikut:
Menurut Edwin Ghiselli, sifat-sifat
kepemimpinan dapat dilihat dari kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas
(supervisory bility), Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan,
ketegasan (decisiveness), Kepercayaan diri, dan inisiatif.
Menurut Keith Davis, mengikhtisarkan 4
unsur sifat-sifat kepemimpinan yang berpengaruh pada kesuksesan kepemimpinan
organisasi, yaitu; 1) Kecerdasan, 2) Kedewasaan dan keluasaan hubungan social,
3 ) Motivasi diri dan dorongan prestasi, dan 4) sikap-sikap hubungan duniawi.
2. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan perilaku memusatkan pada dua
aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan.
Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
Dan ada pula variable-variabel yang
mempengaruhi kepemimpinan tersebut yang diklasifikasikan sebagai factor-faktor
makro dan factor-faktor mikro, seperti ditunjukkan berikut ini.
3. Pendekatan Situaasional-“Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya
yang digunakan adalah bergantung pada factor-faktor seperti situasi, karyawan,
tugaas, organisasi dan variable-variabel lingkungan lainnya.
D. GAYA KEPEMIMPINAN
Banyak terdapat gaya kepemimpinan yang
dilakukan para pemimpin untuk menghadapi bawahan mereka. Berikut merupakan
beberapa gaya kepemimpinan menurut orientasi yang berbeda-beda.
1. Gaya kepemimpinan berorientasi pada
tugas
Pemimpin memberikan petunjuk kepada
bawahan.
Pemimpin selalu mengadakan pengawasan
secara ketat terhadap bawahan.
Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa
tugas harus dilaksanakan dengan keinginannya.
Pemimpin lebih menekankan kepada
pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan.
2. Gaya kepemimpinan berorientasi pada
karyawan
Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada
pengawasan kepada bawahan
Pemimpin lebih melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan
Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan,
saling percaya dan kerjasama, saling percaya dan kerjasama, saling menghormati
di antara anggota kelompok.
3. Kepemimpinan gaya otokratis
Gaya kepemimpinan yang memberikan perintah
dan mengharap mereka dipatuhi tanpa pertanyaan.
4. Kepemimpinan gaya kebapakan
Kepemimpinan kebapakan adalah pemimpin yang
bersikap dan bertindak dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai seorang
bapak terhadap anak-anaknya.
5. Kepemimpinan gaya demokratis
Gaya kepemimpinan yang biasanya meminta
masukan dari bawahan-bawahannya sebelum membuat keputusan tetapi teta memegang
kekuatan akhir pembuat keputusan.
6. Gaya kepemimpinan berdasarkan ilmu
Adalah kepemimpinan yangberdasarakan ilmu
pengetahuan, terutama dalam membuat keputusan.
7. Contingency approach
Pendekatan gaya kepemimpinan yang
berkeyakinan bahwa perilaku pemimpin yang tepat dalam situasi apapun bergantung
pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.
E. KEPEMIMPINAN YANG STRATEGIS
Setiap permasalahan kepemimpinan selalu
meliputi 3 unsu. Pertama, unsur manusia, taitu melaksanakan kegiatan memimpin
atas sejumlah manusia lainnya yang dipimpinnya. Kedua, unsur sarana. Prinsip
dan tehnik kepemimpinan yang digunakan dalam pelaksanaan kepemimpinan termasuk
bakat dan pengetahuan serta pengalaman kerja. Dan ketiga adalah unsur tujuan.
Dari ketiga unsure ini dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan kepemimpinan
dapat diliputi melalui syarat, watak, cirri, gaya, sifat, prinsip, tehnik, asas
dan jenis kepemimpinan sebagai pedoman kerja.
Kepemimpinan akan berjalan efektif,
disegani, dan memiliki derajat tinggi, dan bila pemimpin memiliki tiga
kelebihan lagi, yaitu rasio atau intelektual, rohaniah dan jasmaniah.
Kelebihan rasio meliputi;
Pengetahuan tentang tujuan organisasi
Pengetahuan tentang asas-asas organisasi
Pengetahuan tentang cara memutar roda organisasi
Tercapainya tujuan organisasi secara maksimal
Kelebihan dalam rohaniah meliputi;
Keluhuran budi pekerti
Ketinggian moralitas
Kesederhanaan watak
Kelebihan dalam bidang jasmaniah meliputi
badan atau fisik yang sehat dan memungkinkan untuk jadi contoh dalam prestasi
sehari-hari.
1. Metode Pendekatan dan Pengarahan
Metode yang digunakan untuk mengarahkan
agar kepemimpinan efektivitas, dalah sebagai berikut:
Metode persuasive (membujuk).
Metode implikatif (melibatkan).
Metode sugestif (menganjurkan).
Metode diskusi
Advise (nasehat)
Induecement (paksaan)
Komando
2. Faktor Pendukung
Factor pendukung yang paling utama dalam
kepemimpinan adlah Situasi dan Kondisi Lingkungan. Oleh karena itu, pemimpin
wajib berusaha untuk menguasai lingkungan yang dihadapi menjadi suatu kondisi
yang menguntungkan. Hal ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
Mengadakan komunikasi
Memiliki kepekaan social yang tinggi
Mengetahui kebutuhan materil dan spiritual lingkungan
Memiliki kemampuan inovasi yang menguntungkan lingkungan
Memberikan pertolongan tanpa pamrih
Mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma
yang baik
Keberhasilan dan kegagalan kepemimpinan
dapat ditandai dengan mril pemimpin tersebut. Moril merupakan keadaan jiwa dan
emosional seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah sebagai
berikut:
Kepemimpinan atasan
Kepercayaan dan keyakinan akan kebenaraan
Penghargaan atas penyelesaian tugas
Solidaritas dan kebanggaan organisasi
Pendidikan dan organisasi
Kesejahteraan dan rekreasi
Kesempatan untuk mengembangkan bakat
Struktur organisasi
Pengaruh dari luar.
3. Karakter Kepemimpinan
Setiap pemimpin harus mempunyai corak
kepribadian sendiri yang dapat dilihat dari sikap pemimpin tersebut. Sebagai
pemimpin harus mampu memberikan bimbingan dan tuntunan agar dapat menjadi
teladan dalam bidang apapun serta mampu melahirkan pemimpin baru.
BAB 3
MANAJEMEN KONFLIK
A. PENDAHULUAN
Bagian pengarahan dan pengembangan
organisasi tidak lengkap tanpa pembahasan manajemen. Konflik biasanya timbul
organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi,
atau struktur organisasi. Dan dalam organisasi, kecenderungan terjadinya
konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain:
kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan system
nilai, serta berbaggai macam kepribadian individu, seperti
karakteristik-karakteristik kepribadian tetentu, yaitu otoriter atau dogmatis
juga dapat menimbulkan konflik.
B. DEFINISI KONFLIK
Arti konflik telah dikacaukan dengan
banyaknya konsepsi dan definisi yang berbeda-beda, dan pada hakekatnya konflik
didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic
antara dua pihak atau lebih. Konflik organissasi (organizational conflict)
adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan
kerja dan atau karena adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status,
tujuan, nilai atau persepsi.
Perbedaan konflik dngan persaingan
(competition) terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk menjaga dirinya
dari gangguan pihak lain dalam pencapaian tujuannya. Persaingan ada bila
tujuan-tujuan pihak-pihak yang terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak-pihak
tersebut tidak dapat saling menggangu.
C. PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai
sebab sebagai berikut:
Batasan pekerjaan yang tidak jelas
Hambatan komunikasi
Tekanan waktu
Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak
masuk akal
Pertikaian antar pribadi
Perbedaan status
Harapan yang tidak terwujud
D. JENIS-JENIS KONFLIK
Ada 5 jenis konflik dalam kehidupan
organisasi, sebagai berikut.
Konflik dalam diri individu
Konflik antar individu dalam organisasi
yang sama
Konflik antar individu dan kelompok
Konflik antar kelompok dalam organisasi
yang sama
Konflik antar organisasi
E. METODA-METODA PENGEELOLAAN KONFLIK
1. Metoda Stimulasi Konflik
Meliputi hal-hal berikut :
Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
Penyusunan kembali organisasi
Penawaran bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk mendorong
persaingan
Pemilihan manajer-manajer yang tepat
Perlakuan yang berbeda denggan kebiasaan
2. Metoda pengurangan konflik
Metoda ini menekankan terjadinya
antagonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Metoda ini mengelola tingkat konflik
melalui “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah-masalah yang
semula menimbulkan konflik.
Pertama adalah menggantin tujuan yang
menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bias diterima kedua kelompok
tersebut. Metodda efektif kedua adalah meempersatukan kedua kelompok yang
bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau ‘musuh” yang sama.
3. Metoda penyelesaian konflik
Metoda ini yang akan dibahas berkenaan
dengan kegiatan-kegiatan para manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi
pihak-pihak bertentangan. Dalam metoda iini terdapat tiga penyelesaian konflik
yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut.
Dominasi dan penekanan. Dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu : (1) kekerasan (forcing), (2) penenangan
(smooting), (3) penghindaran (avoidance), (4) aturan mayoritas (majority rule).
Kompromi. Bentuk-bentuk kompromi adalah:
(1) pemisahan (separation); (2) arbitrasi (perwasitan); (30 kembali
keperaturan-peraturan yang berlaku, (4) penyuapan (bribing).
Pemecahan masalah integrative. Dalam
pemecahan masalah ini manajer perlu mendorong bawahannya untuk bekerjasama demi
tercapainya tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan
menekankan usaha-usaha pencarian yang optimum, agar tercapainya penyelesaian
integrative. Ada tiga jenis penyelesaian konflik integrative, yaitu; 1)
Konsesus; 2) Konfrontasi; 3) penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
F. KONFLIK STRUKTURAL
Dalam organisasi klasik ada empat daerah
structural dimana konflik sering timbul :
1. Konflik hirarki, yaitu konflik antara
berbagai tingkatan organisasi.
2. Konflik fungsional, yaitu konflik antara
berbagai departemen fungsional organisasi.
3. Konflik lini-staf, yaitu konflik antara
lini dan staf. Ini merupakan hasil adanya perbedaan-perbedaan yang melekat pada
personalia lini dan staf.
4. Konflik formal-informal, yaitu konflik
antar organisasi formal dan organisasi informal.
Perancangan organisasi modern juga
mengandung situasi-situasi konflik potensial. Secara khusus, organisasi proyek
dan matriks secara structural menciptakan konflik. Manajer proyek dengan
tanggungjawab tetapi tanpa wewenang dan manajer pada suatu struktur matriks
dengan seorang atasan fungsional serta pimpinan proyek menyajikan
situasi-situasi konflik. Keberadaan konflik dalam perancangan organisasi modern
juga dapat menunjukkan manfaat. Dalam banyak kasus perancangan organisasi,
konflik ternyata dapat sangat membantu manajemen.
G. ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi
dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik
dapat mengerakkan suatu perubahan:
Membantu setiap orang untuk saling memahami
tentang perbedaan pekerjaan dan tanggungjawab mereka
Memberikan saluran baru untuk komunikasi
Menumbuhkan semangat baru pada staf
Memberikan kesempatan untuk menyalurkan
emosi
Menghasikan distribusi sumber tenaga kerja
yang lebih merata dalam organisassi
Apabila konflik mengarah pada kondisi
destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada peenurunan efektivitas kerja
dalam organissasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan,
resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul
luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
H. STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK
1. Menghindar
Penghindaran merupakan strategi yang
memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
2. Mengakomodasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar